Bupati Kaimana Freddy Thie mengungkapkan kebahagiaannya saat membersamai masyarakat mengikuti rangkaian hari jadi Kabupaten Kaimana ke-20 Tahun. Salah satu kegiatan yang disuguhkan adalah karnaval budaya yang mendapatkan antusias penuh dari ribuan masyarakat yang hadir.
Dalam parade budaya tersebut, berbagai suku yang ada di Kaimana menampilkan ciri khas nilai-nilai kebudayaan Kaimana. Mulai dari ritual dayung perahu, tarian, hingga prosesi pembukaan Karnaval yang dilakukan menggunakan upacara adat.
“Doa perwakilan dari suku bentuk rasa syukur atas usianya Kaimana ke-20. Tentunya kita berharap pemerintah daerah betul-betul memperhatikan masyarakat Kaimana semua suku,” ungkapnya disela karnaval yang berlangsung di pesisir pantai Bantemi dan pusat kota Kaimana, Kamis (08/06/2023).
Dalam rangkaian kegiatan itu juga disajikan makanan khas adat dari delapan suku adat dari Kaimana, diantaranya makanan Guru-guru dan Tetut dari suku Irarutu, Saudo elit suku Kuri , Tiraga Suju suku Madewana, Kuah Mias dari suku Koiway.
Kemudian, Gwehera dari suku Oburauw, Mukumbadiara suku Miere, Awortutu Suju dari suku Mairasi dan Sinoli Erega suku Napati
“Doa dari perwakilan suku dan sajian makanan disebutkan kepala adat sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas usianya Kaimana sudah ke 20 tahun. Sedangkan sajian makanan adalah cara adat dari leluhur yang mengartikan sebagai bentuk komunikasi sesama suku,” ujarnya.
Menurut bupati keturunan Tionghoa itu, makanan khas di Kaimana yang disajikan merupakan adat istiadat dari para leluhur sebagai bentuk komunikasi. “Dengan makanan segala sesuatu dapat kita selesaikan dengan baik,” jelasnya.
Usai seremonial itu, Bupati Freddy Thie dan Wakilnya Hasbullah Furuada menaiki perahu untuk mendayung menyisir laut Kaimana. Kegiatan dilanjutkan dengan pelepasan karnaval dari perwakilan masyarakat dengan harapan menumbuhkan rasa kecintaannya kepada adat istiadat dan leluhur.
“Menariknya, meriahnya festival budaya ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat dan suku adat yang ada di Kaimana. Tetapi ada juga suku dari luar Kaimana seperti Buton, Sulawesi Tenggara, Jawa, Batak, Sumatera Utara, Madura, Sulawesi Selatan yang juga berdomisili di Kaimana,” pungkasnya.