Sejak peristiwa genosida yang tercatat dalam sejarah terjadi sekitar tahun 1621 oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Kepulauan Banda, Provinsi Maluku. Keturunan asli Banda yang saat ini berdomisili di Kepulauan Kei akhirnya kembali ke kampung halaman leluhur (Fukarndan/Wandan) setelah lebih dari 400 tahun lamanya.
Rat Waer Ohoitel Banda Ely atau Raja Banda Ely Basar Alimudin Latar, menyambut baik dan mengapresasi kegiatan Laskar Muhibah Budaya Jalur Rempah Nusantara yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Rat Waer Ohoitel Banda Ely juga menyampaikan rasa syukur karena rombongan dari desa Banda Ely di Kepulauan Kei disambut baik oleh masyarakat Banda Neira.
“Kami menyampaikan ribuan terima kasih kepada Bapak Camat Pulau Banda yang telah menerima kami dengan semua masyarakat Banda, sehingga kami keluarga Wandan yang jauh sampai di Pulau-Pulau Kei pada pagi ini kami sampai di Negeri Banda,” tuturnya dalam penyambutan masyarakat Wandan di Kepulauan Banda pada hari Kamis (16/06/2022).
Menurut Raja Banda Ely, kegiatan Jalur Rempah Nusantara merupakan momentum yang tepat dan telah mempertemukan generasi asli Banda dengan tanah leluhurnya, juga dengan masyarakat Banda Neira saat ini.
“Alhamdulillah, dengan doa disertai barakat Lebe Telu Rat At, Waer Ndender sampai domu wa funuo fukarndan termasuk mami umbomi nisini kami na rumturu wa tanah fukarndan ii (kami Tiga Imam Empat Raja, Waer Ndender sampai termasuk para leluhur kami yang ada di tanah Fukarndan ini). Semuanya berdoa sehingga kami bisa datang sampai di pulau Banda dengan dukungan dan hormat dari bapak-bapak yang ada di Banda,” ujarnya diiringi tangisan haru kedua masyarakat Banda Neira dan Wandan.
Kepada tokoh adat, tokoh agama dan seluruh masyarakat Banda Neira, Raja Banda Ely menitipkan pesan bahwa kehadiran keluarga besar Wandan di negeri leluhur mereka tidak memiliki niat lain, apalagi sampai kembali tinggal dan menetap di negeri asal. Tetapi lebih kepada membangun silaturahmi antara kedua masyarakat tersebut.
“Alhamdulillah, satu pesan dari kami kepada masyarakat Banda, kehadiran kami masyarakat Banda Ely (Wandan) di Kei datang ke Banda ini bukan niat sesuatu yang lain, bukannya untuk kami kembali ke Banda untuk menduduki kembali negeri banda sebagai negeri kami, bukan. Hanya satu pesan yang kami sampaikan kepada negeri Banda, bahwa jagalah negeri kami ini untuk demi kepentingan kita semua,” ungkapnya yang juga disambut dengan mengumandangkan takbir.
Menurut Raja Banda Ely, Kepulauan Banda atau negeri Fukarndan/Wandan merupakan daerah bersejarah di Indonesia. Oleh karena itu, melalui kegiatan Jalur Rempah Nusantara merupakan momentum yang sangat tepat untuk berkumpul bersama masyarakat Banda Ely dan Banda Neira.
“Sehingga kami mengharapkan untuk menjaga negeri ini selamanya, karena ada potensi-potensi yang baik untuk kito abisi untuk menjaga,” imbuhnya.